Rabu, 10 Agustus 2016

Pendidikan Gratis


Lingkungan Bersih Disekolah


Bahaya Narkoba bagi Remaja

NARKOBA telah menjadi masalah serius bagi bangsa ini. Barang haram ini tanpa pandang bulu menggerogoti siapa saja. Para wakil rakyat, hakim, artis, pilot, mahasiswa, buruh, bahkan ibu rumah tangga tak luput dari jeratan narkoba. Dari sisi usia, narkoba juga tak pernah memilih korbannya, mulai dari anak-anak remaja, dewasa, bahkan sampai dengan lanjut usia.
Indonesia merupakan ‘surga’ peredaran narkoba. Betapa tidak, jika ditilik dari peringkat peredaran narkoba di dunia, negara kita menempati peringkat ketiga sebagai pasar narkoba terbesar di dunia .

 Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirata- ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu- waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja.

 Menurut data yang dikutip dari Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan, dampak narkoba meliputi dampak fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Dampak fisik misalnya gangguan pada sistem saraf (neorologis): kejang-kejang, halusinasi, dan gangguan kesadaran. Dampak psikologis berupa tidak normalnya kemampuan berpikir, berperasaan cemas. ketergantungan/selalu membutuhkan obat. Dampak sosial ekonomi misalnya selalu merugikan masyarakat, baik ekonomi, sosial, kesehatan, maupun hukum.
Dampak-dampak yang disebutkan di atas, jelas jelas menjadi ancaman besar bagi bangsa ini, khususnya Aceh. Bagaimana nasib bangsa ini jika generasi penerusnya adalah generasi-generasi yang bermental narkoba, generasi yang cacat fisik, psikologis, sosial dan ekonomi? Tentulah generasi-generasi ini tidak dapat membangun bangsanya yang juga sedang ‘sakit’.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa narkoba tidak pandang bulu, menyerang siapa saja. Meskipun demikian, yang menjadi target empuk narkoba umumnya adalah generasi muda yang berusia 15-30 tahun. Dari rentang usia itu, usia remaja merupakan usia yang sangat rentan terkena pengaruh narkoba.
Menurut data Mabes Polri yang dimuat dalam buku Kependudukan Prespektif Islam karangan M Cholil Nafis, dari 2004 sampai Maret 2009 tercatat sebanyak 98.614 kasus (97% lebih) anak usia remaja adalah pengguna narkoba.


Selasa, 09 Agustus 2016

Menumbuhkan Semangat Belajar

Pada dasarnya manusia merupakan makhluk pembelajar. Sebagai contoh, bayi di masa petumbuhannya akan mengalami proses miring, tengkurap, merangkak, berjalan dan akhirnya berlari. Hal ini semua bisa mereka lalui karena mereka belajar untuk bisa melakukannya. Tidak ada orang yang memberikan pelajaran bagaimana cara merangkak, atau cara berdiri. Ketika waktunya sudah tiba, maka anak akan belajar sendiri untuk melakukannya.

 Tidak dipungkiri bahwa waktu seorang anak banyak dihabiskan dengan orang tuanya terutama sang ibu. Jadi Anda sebagai orang tua harus memulai mengubah hal-hal buruk yang mungkin bisa menjadi contoh yang kurang baik untuk anak. Contohnya, Anda meminta mereka untuk belajar tapi Anda malah asyik melihat sinetron. Tidak mungkin anak akan memiliki semangat belajar karena Anda sudah memberi contoh yang kurang baik. Hindari juga memerintah dengan kata yang kasar atau kekerasan fisik seperti mencubit. Hal itu bukan memberikan efek baik tapi anak malah trauma dan membuatnya menjadi pribadi yang pendiam dan tidak percaya diri.
Ajaklah anak untuk belajar dengan cara yang baik. Lebih baik lagi jika Anda mendampinginya dan mengajarkan dengan cara yang menyenangkan. Di usia ini, anak masih dengan dunia permainan. Cobalah untuk mengajak mereka belajar tapi dibalut dengan permainan. Sehingga mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang belajar melainkan sedang bermain.
 Ketika anak pulang dari sekolah, cobalah tanyakan apa aktivitas yang membuat dia senang ketika di sekolah. Otomatis anak akan bercerita mengenai kegiatan apa saja yang membuatnya senang hari itu. Dengan mengajak anak bercerita hal-hal positif ini, akan menanamkan ke jiwa anak bahwa sekolah merupakan tempat yang menyenangkan.
Selain itu, mengajak mereka bercerita juga membuat daya ingat mereka cukup bagus. Bisa jadi dengan aktivitas bertanya yang cukup simpel ini, membuat anak memiliki hobi bercerita. Tidak hanya bercerita kepada Anda dan keluarga, mereka bisa bercerita di hadapan banyak orang. Hal ini bisa menumbuhkan bakat anak yang dapat membuat mereka menjadi anak yang percaya diri dan tidak minder.

Mengatasi anak yang Pemalu disekolah

Orang tua tentu merasa khawatir ketika anaknya menunjukkan perilaku yang berbeda antara di sekolah dan di rumah. Di rumah anak terlihat lancar berbicara, tetapi di sekolah hanya diam saja. Biasanya anak dengan kondisi seperti di atas akan diam ketika diajak berbicara dengan orang asing, orang dewasa atau orang yang belum akrab dengannya. Anak ini juga sering menghindari situasi keramaian atau tempat-tempat yang banyak orangnya. Di sekolah, ketika menginginkan sesuatu, anak menggunakan bahasa non verbal seperti mengangguk, menggelengkan kepala, menempelkan badan atau menarik-narik baju. Kondisi di atas sering terjadi pada anak pemalu yang ekstrim.

 Beberapa karakteristik spesifik anak pemalu yang ekstrim adalah:
1. Anak yang berbicara lancar di suatu situasi, tetapi tidak berbicara secara tetap di situasi yang lain.
2. Interaksi sosial dan prestasi akademik anak terganggu.
3. Anak tidak mau berbicara lebih dari 1 bulan dan  tidak terbatas pada bulan pertama sekolah.
4. Anak membisu bukan karena anak tidak memahami apa yang disampaikan oleh orang yang mengajaknya berbicara atau tidak nyaman dengan bahasa yang digunakan.
5. Anak tidak mau berbicara bukan disebabkan karena gangguan bicara/faali/kecacatan yang berkaitan dengan organ komunikasi.

Tips menhadapi Siswa "nakal"

Sebagai insan yang berada di sebuah lembaga pendidikan, apalagi Sekolah Menegah Kejuruan yang notabene siswanya adalah laki-laki menghadapi siswa “nakal” adalah hal yang biasa. Mulai dari siswa yang sering terlambat atau bolos sekolah, tidak mengerjakan tugas/ PR, ribut di kelas, jajan saat jam pelajaran, tidak sholat, dan masih banyak contoh “kenakalan” lain yang kerap dilakukan siswa. Hal-hal tersebut memang benar-benar menguji kesabaran kita. Dibutuhkan kesabaran dan keuletan tingkat tinggi.

Menurut saya tidak ada yang namanya siswa “nakal”, yang ada adalah;
1.  Siswa yang krisis identitas.
2.  Siswa yang memiliki kontrol diri yang lemah.
3.  Siswa yang kurang kasih sayang orang tua.
4.  Siswa yang kedua orang tuanya tidak harmois atau bahkan bercerai.
5.  Siswa yang menjadi “korban” dari saudara atau teman sepermainannya. 
6.  Siswa yang mendapat tekanan dari orang tua.
7.  Siswa yang mengalami kekerasan dalam lingkungan keluarga.
8.  Siswa yang salah bergaul.

Prilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah


Pelecehan seksual terhadap anak sekolah

Pelecehan seksual terhadap anak adalah suatu bentuk penyiksaan anak di mana orang dewasa atau remaja yang lebih tua menggunakan anak untuk rangsangan seksual. Bentuk pelecehan seksual anak termasuk meminta atau menekan seorang anak untuk melakukan aktivitas seksual (terlepas dari hasilnya), memberikan paparan yang tidak senonoh dari alat kelamin untuk anak,

Efek kekerasan seksual terhadap anak antara lain depresi,gangguan stres pascatrauma,kegelisahan, kecenderungan untuk menjadi korban lebih lanjut pada masa dewasa,dan dan cedera fisik untuk anak di antara masalah lainnya. Pelecehan seksual oleh anggota keluarga adalah bentuk inses, dan dapat menghasilkan dampak yang lebih serius dan trauma psikologis jangka panjang, terutama dalam kasus inses orangtua.


Cara mencegah pelecehan seksual pada anak
Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak Anda:
  • Jangan berikan pakaian yang terlalu terbuka karena bisa menjadi rangsangan bagi tindakan pelecehan seksual;
  • Tanamkan rasa malu sejak dini dan ajarkan si kecil untuk tidak membuka baju di tempat terbuka, juga tidak buang air kecil selain di kamar mandi;
  • Jaga si kecil dari tayangan pornografi baik film atau iklan;
  • Ketahui dengan siapa anak Anda menghabiskan waktu dan temani ia saat bermain bersama teman-temannya. Jika tidak memungkinkan maka sering-seringlah memantau kondisi mereka secara berkala;
  • Jangan membiarkan anak menghabiskan waktu di tempat-tempat terpencil dengan orang dewasa lain atau anak laki-laki yang lebih tua;
  • Jika menggunakan pengasuh, rencanakan untuk mengunjungi pengasuh anak Anda tanpa pemberitahuan terlebih dahulu;
  • Beritahu anak agar jangan berbicara atau menerima pemberian dari orang asing;
  • Dukung anak jika ia menolak dipeluk atau dicium seseorang (walaupun masih keluarga), Anda bisa menjelaskan kepada orang bersangkutan bahwa si kecil sedang tidak mood. Dengan begitu anak Anda belajar bahwa ia berwewenang atas tubuhnya sendiri;
  • Dengarkan ketika anak berusaha memberitahu Anda sesuatu, terutama ketika ia terlihat sulit untuk menyampaikan hal tersebut;
  • Berikan anak Anda waktu cukup sehingga anak tidak akan mencari perhatian dari orang dewasa lain.
Untuk anak yang lebih besar:
  • Ajarkan penggunaan internet yang aman - berikan batasan waktu baginya dalam menggunakan internet, selalu awasi situs-situs yang ia buka. Jelaskan juga bahwa tidak semua orang yang ia kenal di internet sebaik yang ia kira, jadi ia tak boleh sembarangan memberi informasi atau bercerita kepada mereka;
  • Minta anak untuk segera memberitahu Anda jika ada yang mengirimkan pesan atau gambar yang membuat anak tak nyaman;
  • Awasi juga penggunaan gadget seperti seperti ponsel atau smartphone jangan sampai anak terekspos dengan hal berbau porno melalui alat-alat tersebut meskipun tidak disengaja karena bisa berdampak pada perkembangan seksual anak.

Pengaruh Game Online terhadap Prestasi belajar siswa

- Dampak Positif game online
1.Meningkatkan konsentrasi
2. Meningkatkan koordinasi mata dan tangan
3. Meningkatkan kemampuan membaca
4. Menigkatkan pengetahuan tentang komputer
5. Meningkatkan kemampuan Mengetik

- Dampak Negatif game online
1. Menimbulkan adiksi atau kecanduan yang kuat
2. Mendorong melakukan hal-hal yang negatif
3. berbicara kasar dan kotor
4. Terbengkalainya kegiatan didunia nyata
5. Perubahan pola makan dan istirahat

Sabtu, 06 Agustus 2016

BULLYING


PERGAULAN BEBAS

A. pengertian pergaulan bebas
  pergaulan bebas menurut agama adalah proses bergaul dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan. pergaulan bebas tertuang dalam an-nur 30-31(bahwa hendaknya menjaga pandangan mata dalam bergaul).

B. faktor-faktor penyebab pergaulan bebas
1. rendahnya tarah pendidikan keluarga
2.  keadaan keluarga yang tidak stabil
3. orang tua yang kurang memperhatikan
4. lingkungan setempat yang kurang baik
5. kurang hati-hati dalam bergaulatau berteman
6. keadaan ekonomi keluarga

C. cara mengatasi pergaulan bebas
1. memperbaiki cara pandang
2. tidur pada diri-sendiri
3. menanamkan nilai keislaman
4. berfikir ke masa depan
5. mengurangi menonton yang berbau porno
6. selalu membaca buku yang bermanfaat

Penyebab Anak- anak Putus Sekolah



kenakalan anak sekolah zaman sekarang




ciri-ciri siswa kreatif

Image result for anak kreatif